Minggu, 12 September 2010

Cakap dan Bijaksana


(Matius 25:1-13)

Sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan minyak dalam buli-buli mereka. (Mat.25:4)


Mempelai harus cakap berdandan dan cakap bekerja, karena mempelai yang kesukaan Raja adalah mempelai yang bisa dipercaya, dan ketika mereka bertemu sangat intim dengan Raja. Banyak perkara dan kewenangan Raja yang dipercayakan kepada gadis yang bijaksana. Gadis-gadis wajib menjaga kekudusan, kudus dalam segala hal, pikiran, perkataan, dan perbuatan. Orang yang mendua hati akan tidak bisa masuk ruang perjamuan kawin.

Mempelai Kristus, jangan biarkan dunia mengalahkan perhatianmu. Biarlah Tuhan memenuhi seluruh hidupmu dan menjadikan mu kekasih-kekasih-Nya. Yesus akan segera menjemput mempelainya yang siap sedia yang menyelesaikan tugas dan pelitanya terus menyala. Siapa yang dimaksud dengan lima gadis bijaksana yang menyalakan pelitanya dan mengisi minyak dalam buli-bulinya?. Yaitu mereka yang bertanggungjawab dalam segala perkara, intim dengan mempelai, dan bertemu dengan mempelai di ruang perjamuan (Mat25:10), seperti uraian berikut :


1. Bertanggungjawab dan cakap dalam segala perkara:

Seperti mencari mutiara di lautan atau mencari emas di gunung, maka sesuatu yang sangat berharga, indah, powerfull mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Yesus yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah(RM.8:28). Panggilan untuk melakukan kehendak Bapa adalah pekerjaan orang-orang bijaksana yang bertanggungjawab dan cakap dalam segala perkara (Mat.25:4), (Pil.4:13). Hati bagaikan emas murni dengan Roh yang menyala-nyala melayani Tuhan (Roma12:11). Gelora harus muncul dalam setiap panggilan untuk dapat menaiki tangga, tingkat demi tingkat sampai menuju kedewasaan karena yang memasuki perjamuan kawin adalah orang-orang dewasa secara rohani. Roh kita akan menyala bagaikan api karena cinta. Cinta yang dewasa memberi tanpa batas, mengasihi tanpa batas penuh tanggungjawab. Gereja adalah mempelai Kristus karena itu kita sebagai gereja Tuhan harus mempersiapkan diri dengan selalu mengakses dan berkomunikasi dengan Roh Kudus. Cinta adalah detak jantung kasih agape dan merupakan rahasia hubungan Kristus dengan jemaatnya (Ef.5:32).

2. Intim dengan mempelai Kristus :

Keintiman dengan mempelai Kristus membawa naik terbang tinggi, membuka banyak pintu dan kesempatan. Intim saat tubuhmu menari-nari buat Dia, berlutut menyembah, bernyanyi dan bermasmur. Mempersiapkan hati yang penuh cinta dan suka memuja dan memuji kidung untuk menyongsong mempelai laki-laki yaitu Yesus Kristus. Penyembahan adalah obsesi hidup untuk menyenangkan Tuhan. Berhubungan dengan mempelai Kristus adalah koneksitas antara kita dengan Tuhan yang tidak dapat dibatasi oleh alam dan geografis, apabila kita menghubunginya langsung tersambung, karena kita adalah sahabat Allah (Yoh.15:15). Penyembahan yang benar membawa kita masuk lebih dalam kepada pengenalan Kristus secara intim. Intim dengan mempelai harus menjaga kekudusan dan tidak mendua hati. Fokus dan berserah pada Roh Kudus maka Dia akan mengajari kita (Yoh.14:26). Segala hikmat, pengertian yang diberikannya membuat kita mendengar sangkakala berbunyi dan mengetahui mempelai sudah datang (Mat.25:6).

3. Pertemuan dengan mempelai di ruang perjamuan (Mat.25:10):

Ruang perjamuan kawin di beberapa tempat seperti Sopo Godang di Pematang Siantar, pintunya akan selalu terbuka sampai perjamuan makan selesai, pintu anugerah sekarang masih terbuka bagi masyarakat dunia yang tergerak masuk ke ruang perjamuan mempelai Kristus, dengan kata lain surga masih terbuka bagi semua orang yang mau bertobat dan hidup dalam Kristus. Hidup dalam Kristus adalah ciptaan baru, dan hidup yang lama telah berlalu dan hidup baru sudah datang (2Kor.5:17). Pintu masih terbuka bagi saksi Allah (Kis.1:8), dan mereka yang terpilih dan berbuah (Yoh.15;16). Pintu akan ditutup apabila mempelai Kristus datang kedua kalinya di awan awan permai untuk mengangkat saleh-saleh-Nya, maka tidak ada lagi kesempatan bagi lima gadis bodoh karena pintu sudah ditutup (Mat.25:11-12).


Gereja Tuhan yang saya cintai, ketika kedagingan mendahului Roh Kudus maka kita menjadi hampa, jadi jangan berusaha mendahului Allah (Yoh.6:63). Perkataan Allah adalah roh dan hidup, jadi Roh Kudus yang memberi hidup. Persiapkanlah hidupmu mencapai kedewasaan rohani yang membawa berita/massenger firman Allah, karena Rohnya bekerja dengan tidak terbatas, kita sangat terbatas tetapi Roh Kudus tidak terbatas (Yoh.3:34). Gelora di hatimu tidak pernah padam untuk mencapai Kerajaan-Nya dan memerintah bersama-sama Raja segala Raja kekal selama-lamanya.


(Kotbah Pdt. Stepanus Pasaribu.SE,STH,MSI, pada Ibadah Raya Minggu 12 September 2010 di Gereja Bethany Bontang)

PENUNDUKAN DIRI ADALAH KEBERHASILAN

“Rendahkanlah dirimu dihadapan TUHAN, dan Ia akan meninggikan kamu”
(Yoh 4 : 10)


Banyak anak-anak Tuhan yang kecewa dan kepahitan dengan pemimpin-pemimpin mereka , karena cara pandang dan cara berpikir yang salah. Cara pandang yang dengan kacamata yang disodorkan oleh iblis untuk tidak menghormati dan menghargai pemimpinnya, cenderung memutuskan untuk memberontak kepada pemimpin mereka.

Tata cara berhubungan dengan pemimpin harus melihat dengan cara pandang Allah, yaitu merendahkan diri dihadapan Allah. Merendahkan diri adalah menuruti perilaku, hormat dan penundukan diri untuk menuju keberhasilan. Saudara harus mengikuti bagaimana menghormati dan merendahkan diri dalam sebuah kepemimpinan. Contoh : Samuel punya banyak alasan untuk tidak menghormati pemimpinnya, bahkan untuk melecehkan imam Eli beserta anak-anaknya karena berdosa di hadapan Tuhan. Samuel asisten imam Eli tidak sekalipun menaikkan dirinya di hadapan Tuhan dan tidak menghujat pimpinannya maka Allah meninggikan Samuel menjadi Nabi.

Semakin kita melakukan dan mengerti tentang hormat dan penundukan diri, maka semakin tinggi Tuhan mengangkat kita. Tongkat kepemimpinan diserahkan sebagai wujud tanggung jawab kita ke depan. Ada tiga pesan singkat dalam kepemimpinan ke depan :

1. Ketaatan
Ketaatan membawa engkau naik dan tidak turun. Ketaatan adalah sebuah kunci untuk membuka Pintu Berkat. Harga sebuah ketaatan memang tidak murah, tapi sangat berharga untuk di bayar. Ketaatan itu mutlak, karena mustahil mengasihi Tuhan tanpa ketaatan. Ketaatan Abraham melakukan perintah Tuhan membuat dia menjadi Bapa segala bangsa dan sangat kaya (Kejadian 12:1-3). Abraham taat meninggalkan kota Haran tempat kelahirannya, tempat dia dibesarkan tunduk melakuka, kota kenangan yang dibangun oleh nenek moyangnya karena tunduk melakukan perintah Tuhan. Taat merupakan bagian dari penundukan diri yang tinggi membuat Abraham berhasil dan sangat kaya (Kejadian 13:2).

2. Suka Berdamai dan Hindari Konflik
Hindari konflik lakukan tindakan musyawarah dan mufakat dalam damai. Berdamai adalah kejadian hukum yang sah dan tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun. Abraham memilih berdamai dan menghindari konflik (Kej.13:8-9). Orang yang suka berdamai ada masa depan. Suka berdamai dan mengampuni semua pribadi dan starata sosial. Kasih Allah memulihkan hubungan dengan manusia yang berdosa. Kasih adalah otoritas hubungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain

3. Otoritas
Otoritas adalah bagian dari keintiman. Otoritas ditentukan ketika hati kita bertemu dengan Tuhan. Otoritas menghasilkan kuasa (power). Jika Saudara melayani Tuhan ketahuilah bahwa otoritas dari Tuhan akan mengalir pada saudara. Fokusnya adalah berhubungan dengan Allah setiap hari, berdoa dengan tidak jemu-jemu. Hati yang penuh cinta dan suka menyembah adalah koneksitas dengan Tuhan untuk menerima otoritas. Penyembahan adalah obsesi hidup untuk mendapat otoritas sebagai umat yang terpilih imamat yang rajani (1Pet.2:9). Jadi otoritas diberikan kepada orang yang bisa dipercaya dan bisa menguasai dirinya. Hanya dekat Allah saja tenang, karena Allah ingin memberikan otoritas kepada orang yang intim denganNya. Seperti Maria duduk diam di kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya (Lukas 10:39 ) dan Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya (Luk.10: 42) .

Demikian orang-orang yang merendahkan dirinya akan ditinggikan Allah. Orang yang rendah hati pasti menundukkan dirinya seperti pelayan dihadapan Tuhan. Menundukkan diri dan merendahkan diri adalah keberhasilan menuju masa depan penuh pengharapan.


(Khotbah; Pdt. Stepanus Pasaribu, SE, STh, Msi., pada ibadah PW BKAG sekota Bontang, 9 September 2010)